Jakarta, CNBC Indonesia - Industri tekstil di Indonesia sedang merana. Sepanjang tahun 2024, banyak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT).
Hal ini bisa terjadi karena lesunya industri tekstil dalam negeri akibat serbuan produk impor dan lesunya pasar global yang membuat banyak pabrik tutup. Kondisi merana di Indonesia berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di India, atau apalagi China yang jadi raksasa tekstil global.
Dengan kondisi antropologi dan usia negara hampir serupa Indonesia, India sukses menjelma menjadi 'raja' tekstil dunia. Industri tekstil India nilainya diperkirakan mencapai US$ 250 miliar pada 2019. Menurut laporan IBEF, industri tekstil Negara Bollywood menyumbang 7% dari output industri pada 2018/2019. Ini berkontribusi 2% terhadap PDB India dan mempekerjakan lebih dari 45 juta orang pada 2018/2019.
Lalu, apa rahasia India bisa meraih pencapaian seperti itu?
Industri tekstil di India sudah hadir sejak era peradaban kuno. Kala itu, masyarakat aktif mengolah kapas, tanaman yang tumbuh subur di sana,
menjadi kain serbaguna untuk keperluan sehari-hari.
Catatan paling awal tentang tekstil India berasal dari sekitar 4000 SM dan catatan tentang kain yang diwarnai didokumentasikan sekitar 2500 SM. Industri ini selalu konsisten dijalankan masyarakat dan tidak terpengaruh oleh dinamika politik, seperti perang atau perubahan kekuasaan. Bahkan, penguasa cenderung melindungi industri tekstil lokal karena selalu menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Mengacu catatan Gopalakrishnan dalam "History of Indian Textile Industry" (2018), kualitas tinggi ini juga membuat masyarakat India di era Peradaban Budha sudah mengekspor kain ke seluruh dunia. Satu-satunya kendala dalam perjalanan panjang tekstil India hanya terjadi di era kolonialisme Inggris.
Penjajah Inggris diketahui merusak industri tekstil lokal dengan membanjiri produk garmen Eropa. Di titik ini, pasar terganggu. Barulah setelah India merdeka pada 1947, pemerintah melanjutkan akselerasi industri tekstil.
Bagi pemerintah, industri tekstil jadi cara cepat mendorong roda perekonomian. Sebab, industri tekstil dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga menurunkan angka pengangguran. Apalagi tekstil sudah melekat jadi kebudayaan masyarakat.
Setidaknya ada dua cara yang dilakukan pemerintah di tahap awal.
Pertama, menghapus Badan Pengawasan Tekstil yang membuat semua pengendalian harga, produksi, dan standardisasi tekstil berada di tangan pasar. Sebaliknya, pemerintah lantas membentuk Kementerian Tekstil.
Dalam situs resmi, Kementerian Tekstil bertanggung jawab atas perumusan kebijakan, perencanaan, pengembangan, promosi ekspor dan pengaturan perdagangan Industri Tekstil.
Kedua, melakukan proteksi terhadap para pengusaha tekstil, khususnya kepada para penenun yang masih menerapkan metode tradisional. Mereka diberi bantuan subsidi bahan mentah, fasilitas pemasaran, pelatihan dan bantuan keuangan.
Kedua cara tersebut, tulis Gopalakrishnan, sukses membuat industrialisasi tekstil di India berkembang. Perkembangan ini semakin pesat tatkala pemerintah juga fokus melakukan modernisasi. Modernisasi dilakukan untuk mempercepat proses produksi dan menambah variasi model tekstil. Ini terjadi karena pemerintah Ingin mencukupi kebutuhan pakaian penduduk India.
Wujud nyata dari keinginan ini terlihat pada pembentukan Dewan Handloom India dan Institut Desain Nasional. Mengacu pada situs Indian Institute of Art & Design, keberadaan dua lembaga baru ini sukses membuat industri tekstil India hidup sejak 10 tahun pasca-kemerdekaan. Dan, terpenting industri mampu menghasilkan tekstil dengan kualitas yang sudah ditetapkan.
Pada akhirnya, dalam periode 1950 hingga 1980, pabrik tekstil di India mengalami peningkatan 4 kali lipat. Angka pengangguran pun perlahan menurun. Produk-produknya sudah sukses mencapai pasar Inggris, AS, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan beberapa negara Afrika.
Dalam perkembangannya, industri tekstil India bukan berarti tak pernah digempur dinamika zaman. Beberapa kali dihantam penurunan produksi dan aturan di tingkat global, tapi berkat kebijakan-kebijakan tersebut, industri tekstil di India tetap bertahan.
Mengacu pada laporan "Indian Textile Industry: The Changing Landscape", industri tekstil India kini sudah berkontribusi sekitar 2,3% terhadap PDB. Selain itu, industri tekstil India merupakan industri penghasil lapangan kerja terbesar kedua setelah pertanian.
"Selama bertahun-tahun, industri tekstil India telah berubah secara drastis dan telah menjadi acuan standar pembuatan kain serta industri mode di seluruh dunia," tulis laporan itu.
Popular articles nomor togel 63
- Warisan Defisit APBN0 Click
Picture and text recommendations nomor togel 63
Recently published nomor togel 63
- 08/09月
Mendagri Lantik Andriko Noto Susanto Jadi Pj Gubernur NTT, Gantikan Ayodhia Kalake
- 11/08月
Warisan Defisit APBN
- 11/08月
Rupiah Terbanting, Tak Sanggup Bersaing?
- 11/08月
LPEI & ASEI Tingkatkan Daya Saing Ekspor UKM
- 11/08月
Satpam Diremehkan, Balas Dendam Punya Emas & Kuasai Tanah Jakarta
- 11/08月
Indonesia Lewat, Ini Rahasia India Jadi 'Raja Tekstil' Dunia
- 11/08月
Gegara Terlilit Utang, Bisnis Orang Terkaya RI Hancur Tak Tersisa
- 11/08月
Punya Sahabat Orang Terkaya RI, Soekarno Sering Minta Duit Saat Bokek
- 11/08月
Berkah Anak Salihah! Resign Kerja Demi Ortu, Cuan Rp 80 Juta/Bulan